BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Islam
sangatmementingkanpendidikan.Denganpendidikan yang benardanberkualitas, sehingga menghasilkan output yang
berakhlak dan akhirnya menciptakan masyarakat yang beradab. Al-Ghazali
mengungkapkan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Sayangnya,
saat ini, institusi-institusi banyak yang mengabaikan visi ini, sehingga output
yang dicetak lebih banyak berintelek daripada berakhlak.
Pendidikan saat ini lebih bersifat
pragmatis, mengarah pada pendidikan yang Mengejar kesuksesan materi daripada spiritual
dan akhlak.Pendidikandipandangsecaraekonomisdandianggapsebagaisebuahinvestasi.Gelardianggapsebagaitujuanutama, inginsegeradansecepatnyadiraihsupaya modal yang
selamainidikeluarkanakanmenuaikeuntungan.
Dalam makalah ini penulis mencoba
berbagi dan mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar pedidikan dalam Islam dengan
sedikit melihat dalil-dalil naqli yang sudah ada dalam al-Qur’an maupun
al-Hadits. Prinsip-prinsip ini yang harus diperhatikan untuk kembali pada
tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud prisip pendidikan
Islam?
2. Apa saja prinsip pendidikan Islam?
3. Bagaiman Prinsip-prinsip Pendidikan
Islam?
C.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian prinsip
pendidikan Islam
2. Mengetahui prinsip-prinsip dalam
Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianPrinsipPendidikan
Islam
Prinsip berarti asas atau kebenaran
yang jadi pokok dasar orang berfikir, bertindak dan sebagainya. Menurut
Dagobert D. Runes yang dikutip oleh Syamsul Nizar, mengartikan prinsip sebagai
kebenaran yang bersifat universal (universal truth) yang menjadi sifat dari
sesuatu.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan,
maka prinsip pendidikan dapat dikatakan sebagai kebenaran yang universal
sifatnya dan menjadi dasar dalam merumuskan perangkat pendidikan.
Prinsip pendidikan diambil dari
dasar pendidikan, baik berupa agama atau ideologi negara yang dianut. Prinsip
pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan berpangkal dari
pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, ilmu
pengetahuan dan akhlak. Pandangan Islam terhadap masalah-masalah tersebut,
melahirkan berbagai prinsip dalam pendidikan Islam.
B.
Prinsip-PrinsipDasar Pendidikan
Islam
Dalam proses
pendidikan Islam, adadasar-dasarpemikiran yang harusditerapkan
agartercapaitujuanpendidikan Islam itusendiri, yang diantaranyaadalah;
1. PrinsipIntegrasi
Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara
sains dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran
Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula yang
menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum
mengenai alam fisik disebut sunnatullah, sedangkan pedoman hidup dan
hukum-hukum untuk kehidupan manusia yang disebut dinullah yang mencakup akidah
dan syari'ah. Al-Qur’an merupakan ayat yang diturunkan Allah (ayat tanziliyah,
qur’aniyah). Selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca ayat Allah
yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah, sunatullah). Hal itu
berarti bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan Prinsip Seimbang Pendidikan Islam selaluØsecara terpadu (integral). memperhatikan keseimbangan di antara berbagai
aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan
amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama manusia, hak dan kewajiban.
Perilaku yang terdidikdannikmatTuhanapapunyangdidapatdalamkehidupanharusdiabdikanuntukmencapaikelayakanituterutamadenganmematuhikeinginanTuhan.
Allah SwtBerfirman,
““ Dancarilahpadaapa yang
telahdianugerahkan Allah kepada mu ( kebahagiaan ) kampungakhirat, danjanganlahkamumelupakankebahagiaan
mu darikenikmatanduniawi, “ (QS : Al-Qashash 77)
Ayatinimenunjukkankepadaprinsipintegrasi,
dimanadiridansegala yang adapadanyadikembangkankepadasatuarah,
yaknikebajikandalamrangkapengabdiankepadaTuhan.Keselamatanhanyadapatdicaridenganmenumbuhkandirisesuaidenganfitrahnya
yang baikitu, sebaliknyakegagalanakandidapatjikafitrahnya di selewengkankearah
yang negatif.
2. PrinsipKeseimbangan
Prinsipkeseimbanganmerupakankeharusandalampengembangandanpembinaanmanusiasehinggatidakadanyakepincangandankesenjanganantara
material, spiritual, maupun unsure jasmani, danrohani.Didalam Al-Quran Allah
menyebutkanimandanamalsecarabersamaan.Imanadalah unsure yang
menyangkutdenganhal spiritual, sedangkanamaladalah yang menyangkutdengan
material, yaitujasmani.Hal inidiperjelasdalamfirman Allah swt.
“makabarangsiapa yang mengerjakanamalshaleh,
sedangiaberiman, makatidakadapengingkaranterhadapamalannyaitudansesungguhnya
Kami menuliskanamalannyaituuntuknya”. (QS: Al-Anbiyaa’ 94)
3. Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya
Pendidikan
Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah kesempurnaan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan
hidupnya. Dengan demikian fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan
unsur-unsur individual peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis
keridhaan Allah. Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses
pembelajaran. Pendidik harus mengembangkan baik kecerdasan intelektual,
emosional maupun spiritual secara simultan.
4. Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama
Pendidikan
Islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi, atau keterampilan
sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan semuanya itu
dengan kerangka praktek (amaliyah) yang bermuatan nilai dan moral. Jadi,
pengajaran agama dalam Islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal,
tetapi dalam pengertian esensinya yang bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain
yang sering dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.
5. Prinsip Terbuka
Pendidikan
Islam pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis, dan universal. Menurut
Jalaludin yang dikutip oleh Bukhari Umar menjelaskan bahwa keterbukaan
pendidikan Islam ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif
dari luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dengan tetap
menjaga dasar-dasarnya yang original (shahih), yang bersumber pada Al-Qur’an
dan Hadist.
6.
Menjaga
Perbedaan Individual
Perbedaan-perbedaan
yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setiap orang
akan berbuat sesuai dengan keadaannya masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang
dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam
sepanjang sejarahnya telah memelihara perbedaan individual yang dimilki oleh
peserta didik.
7. Prinsip Pendidikan Berlangsung Sepanjang Hayat
Prinsippendidikanseumurhidupbukanlahhal yang baru, di
kalangumatislamadaungkapanseperti,
tuntutlahilmumulaidariayunansampaikelianglahad.
Sesungguhnyaprinsipinibersumberdaripandanganmanusiamengenaikebutuhandanketerbatasandidalamhidupnya
yang selaluberhadapandengantantangandangodaan yang
dapatmenjerumuskanmanusiaitusendirikedalamjurangkehinaan.
Dengandemikian,
manusiadituntutuntukmenjadipendidikbagidirinyasendiri agar dapatmempaerbaikidanmeningkatkankualitasdirinyasertamenyesaliperbuatan
yang
menyimpangdarijalanlurus.ManusiaberkewajibanmendidikdirinyasendiridengansenantiasamengabdikepadaTuhannyadengapenuhkesadaransertaberusahauntukmenambahilmunya.
“Dan apabiladikatakan: ‘Berdilahkamu’, makaberdirilah,
niscaya Allah akanmeninggikan orang –orang yang berimandan orang-orang yang
berilmupengetahuanbeberapaderajat. Dan Allah mahamengetahuiapa yang
kamukerjakan. (QS: Al-Mujadilah 11)
Islam
tidak mengenal batas akhir dalam menempuh pendidikan. Hal tersebut mengingat
tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam adalah terbentuknya
"akhlak al-karimah". Pembentukan itu membutuhkan waktu yang panjang,
yaitu sepanjang hayat manusia.
Selain
itu dalam buku Ilmu Pendidikan Islam yang ditulis Prof. Dr. H. Ramayulis
menjelaskan bahwa yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam itu diantaranya
adalah :
1)
Prinsip
pendidikan Islam merupakan implikasi dari karakteristik manusia.
2)
Prinsip
pendidikan Islam adalah pendidikan integral.
3)
Prinsip
pendidikan Islam adalah pendidikan yang seimbang.
4)
Prinsip
pendidikan Islam adalah pendidikan universal.
5)
Prinsip
pendidikan Islam adalah dinamis.
Tidak
hanya itu, prinsip pendidikan Islam paling tidak mengacu kepada lima Aspek :
1. selalu mengacu kepada Al-Qur’an dan
Hadist
Al-Qur’an dan Hadist merupakan
sumber utama dalam pendidikan islam, mungkin lebih baiknya pendidikan islam ini
supya mempunyai wacana guna mencetak insan kamil, sangat perlu ditambah dengan
Istimbath dan Ijtihad para ulama yang tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan
Hadist. Maka dari itu pendidik dan peserta didik harus paham kepada kandungan
Al-Qur’an dan Hadist. Ketika ada pendapat dan bertentangan dengan keduanya,
bila suatu ajaran itu tidak sesuai dengan isi Al-qur’an dan hadist, seharusnya
pendidikan tidak boleh menerimanya sebagai acuan.
2. Selalu mengarah kepada dunia dan
akhirat
Baik dalam Al-Qur’an dan Hadist
tidak ada yang menganjurkan menjauhi kehidupan dunia, karena al-Qur’an sendiri
menuntut kita untuk berzakat dan bersedekah, bagaimana hal tersebut bisa
tercapai kalau kita tidak berharta. Memang hidup di dunia hanyalah sementara,
semuanya akan musnah tapi perlu diingat, Justru dengan kehidupan sekejap itulah
kita dianjurkan mengejar kesuksesan dunia, untuk berlomba-lomba didalam
menggapai amal shaleh sebagai bekal untuk keakhirat nanti, bukan menjauh dari
dunia seperti layaknya orang-orang yang mengasingkan diri dari kahidupan sosial.
3. Bersifat
teoritis dan praktis
Pendidikan
Islam tidak cukup hanya menyampaikan teori, karena tujuan materi itu tidak lain
untuk dilaksanakan guna mencapai amal yang tinggi disisi Allah dan
"Uswatun Hasanah" harus menjadi pedoman yang utama di dalam hidupnya.
4. Sesuai
dengan potensi yang dimiliki manusia
Setiap
manusia mempunyai potensi yang berbeda. Potensi manusia mempunyai beberapa hal,
yaitu : Homo Rasional ( manusia sebagai pemikir), Manusia harus menggunakan
akalnya seoptimal mungkin, sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang dapat
diambil manfaat oleh umat muslim yang lain. Disamping itu manusia sebagai Homo
Religius ( manusia sebagai makhluk beragama), pendidikan Islam harus memotivasi
umatnya untuk selalu memperkuat imannya.
5. Berorientasi
pada "Hablum Minallah Wa Hablum Minannas"
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Prinsip Pendidikan Islam adalah
patokan yang harus dipegang dalam proses islamisasi karakter anak didik.
Setidaknya, ada lima prinsipdasar
yang harusdiperhatikan, yaitu prinsipintegrasi,
prinsipkeseimbangan, prinsippersamaan, prinsippendidikanseumurhidup, dan prinsipkeutamaan.
Prinsip-prinsip ini yang nantinya
akan membawa kesuksesan pendidikan Islam dalam ranah raktisnya. Dengan memegang
pada dasar yang benar, maka akan sangat mungkin kita sampai pada tujuan yang
benar pula.
Prinsip-prinsip islam terhadap fungsi
pendidikan islam adalah melihat pendidikan sebagai sarana memberdayakan seluruh
potensi diri manusia agar mencapai martabat yang mulia. Adapun tujuannya adalah
membina seluruh potensi baik secara fisik, psikis, individual, dan sosial agar
dapat mencapai kesempurnaan dan dapat merealisasikan pengabdiannya, sepenuhnya
kepada Allah SWT. Metodenya tentu harus sejalan dengan tingkat dan
kecenderungan psikologi peserta didik tersebut, begitupun kurikulumnya, ia
harus terintegrasi antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu-ilmu umum, agar peserta
didik mempunyai wawasan dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, HM, Kapita Selekta
Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991)
Mujib , Abdul, Jusuf Mudzakkir, Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Pernada Media, 2006)
Hitami
, Muznir, Mengonsep Kemali pendidikan islam, (Yogyakarta: Infnite Pess, 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar