Rabu, 16 Desember 2015
Rabu, 09 Desember 2015
Analisis Materi Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam dunia
kontemporer, pada saat ini dikenal tiga dimensi yang secara organik berhubungan
erat antara satu dengan yang lainnya; di antara dimensi tersebut adalah dimensi
kognitif, psikomotorik dan efektif.
Begitu juga
dalam pendidikan agama Islam disadari atau tidak, tetapi pasti kalau kita mau
untuk menghayatinya dan terus terang keadaan yang ada dan dipentingkan tentu
juga tidak lepas dari tiga dimensi tersebut. Namun disana-sini masih banyak
kita dengar pengajaran materi pendidikan Agama Islam hanya menitik beratkan
pada dimensi kognitif semata. Dalam mengajarkan materi pendidikan Agama Islam
seharusnya juga ketiga dimensi tersebut itu bisa menyatu dalam satu kesatuan
yang utuh secara sistematis-organik, dan bukan tercabik-cabik. Jika
terpisah-pisah maka besar kemungkinan pengajaran agama Islam hanya akan
terhenti pada wilayah kognitif-intelektual; sehingga tidak jadi menjadi dasar
motivasi untuk membuahkan suatu perbuatan individu maupun kelompok sosial yang
agamis secara konkret.
Materi
pengajaran Agama Islam yang membuahkan nilai-nilai agama yang dapat membentuk
prilaku, sikap hidup, dan gaya hidup yang bersifat pragmatis- fungsional adalah
pengajaran agama Islam yang bersifat transpormatif. Begitu juga pola pikir yang
lebih menitik beratkan penanaman dan internalisasi nilai-nilai agama dalam jiwa
dan menjadi daya dorong untuk berbuat sesuatu, baik untuk merubah sikap,
memperbaiki, meningkatkan, menilai yang kesemuanya mengarah pada transformatif.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis?
2.
Apa yang
dimaksud dengan Materi Pelajaran?
3.
Apa yang
dimaksud dengan Analisis Materi Pelajaran?
4.
Apa saja Jenis-jenis penentuan Materi Pembelajaran?
C.
Tujuan
a. Untuk
mengetahui pengertian dari materi
b. Untuk
mengetahuai pengertian dari analisis
c. Untuk
mengetahui Penentuan bahan ajar materi Pembelajaran
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis
Materi Pembelajaran
Salah satu bentuk analisis adalah
merangkum sejumlah data besar yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan.
Kategorisasi atau pemisahan dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang
relevan dari seperangkat data juga merupakan bentuk analisis untuk membuat
data-data tersebut mudah diatur. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan
pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan
diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti.Berikut ini
adalah beberapa pengertian analisis:
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Analisis adalah penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan
Menurut Dwi Prastowo Darminto & Rifka
Julianty Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan
Didalam Analisis Materi Pembelajaran
dapat diartikan suatu kegiatan pemilihan materi esensial dari keselulruhan
materi suatu pelajaran yang merupakan materi pelajaran minimal yang harus
dikuasai dan dimiliki dalam proses pelajarannya. Materi pelajartan yang
esensial itu mencakup tentang konsep kunci keilmuwan, tema-tema utama, dan
nilai-nilai dasar yang memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut :
ü Universal,
konsep kunci keilmuwan itu memiliki tingkat generalisasi yang tinggi
ü Adaptf, artinya
dapat memberikan kemampuan kepada siswa untuk mengadaptasi perubahan dan
perkembangan pengetahuan dan teknologi
ü Transferable, artinya
konsep-konsep yang ada dalam pokok-pokok bahasan tersebut dapat dimanfaatkan
atau digunakan bagi pemecahan masalah dalam berbagai pihak
ü Aplikatif,
memungkinkan untuk diterapkan atau diaplikasikan secara luas pada berbagai
bidang keilmuwan dan teknologi
ü Meaningful,
artinya layak bermakna dan bermanfaat untuk diketahui dan dan dikuasi oleh
siswa.
B. Analisis
Materi Pembelajaran
Materi
Pelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni
perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat
Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi
Pelajaran (instructionalmaterials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam
rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi Pelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai
sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya,
materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang
benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta tercapainya indikator .
Materi
Pelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan Materi Pelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan
perlakuan (treatment) terhadap Materi
Pelajaran tersebut.
Agar guru dapat
membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami
berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan Materi Pelajaran, baik
berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi
serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.
1. Jenis-Jenis Materi Pelajaran
Jenis-jenis
Materi Pelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.
a.
Fakta yaitu segala hal yang bewujud
kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang,
nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
b.
Konsep yaitu segala yang berwujud
pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi
definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya.
c.
Prinsip yaitu berupa hal-hal utama,
pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang
menggambarkan implikasi sebab akibat.
d.
Prosedur merupakan langkah-langkah
sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu
sistem.
e.
Sikap atau Nilai merupakan hasil
belajar aspek sikap, misalnya nilai
kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan
bekerja.
2.
Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi
Prinsip-prinsip
yang dijadikan dasar dalam menentukan Materi Pelajaran adalah kesesuaian (relevansi),
keajegan (konsistensi), dan kecukupan
(adequacy).
a.
Relevansi artinya
kesesuaian. Materi Pelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar
kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai
peserta didik berupa menghafal fakta, maka Materi Pelajaran yang diajarkan
harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang
lain. Misalnya : kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan dzikir
dan do’a sesudah shlat maka pemilihan Materi Pelajaran yang
disampaikan seharusnya ”Referensi tentang bacaan dzkir dan do’a sesudah shalat,
b. Konsistensi
artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada
empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Memahami
tata cara salat lima waktu.maka materi
yang diajarkan juga harus meliputi bacaan-bacaan dalam shalat
c. Adequacy
artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang
membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika
terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target
kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).
3.
Langkah-Langkah Penentuan Materi Pelajaran
a. Identifikasi standar kompetensi dan
kompetensi dasar
Sebelum
menentukan Materi Pelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek
keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik. Aspek
tersebut perlu ditentukan, karena setiap
standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang
berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah
afektif.
ü Ranah Kognitif
jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan penilaian.
ü Ranah
Psikomotor jika kompetensi yang ditetapkan meliputi gerak awal, semirutin, dan
rutin.
ü Ranah Afektif
jika kompetensi yang ditetapkan meliputi pemberian respons, apresiasi, penilaian, dan internalisasi.
b.
Identifikasi
Jenis-jenis Materi Pelajaran
v Ranah Kognitif
Identifikasi
dilakukan berkaitan dengan kesesuaian Materi Pelajaran dengan tingkatan aktivitas /ranah pembelajarannya. Materi yang sesuai untuk ranah kognitif ditentukan
berdasarkan perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian,
dan keterampilan berpikir. Dengan
demikian, jenis materi yang sesuai untuk ranah kognitif adalah fakta, konsep,
prinsip dan prosedur.
i. Identifikasi materi pokok pada
kompetensi dasar
Materi pokok
merupakan berisikan butir-butir bahan pembelajaran pokok yang dibutuhkan
peserta didik untuk mencapai suatu kompetensi dasar. Setiap kompetensi dasar
sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tuntutan atau tingkat kompetensi
dan Materi Pelajaran. Dengan demikian dalam identifikasi materi pokok maka
dengan mencermati unsur Materi Pelajaran pada kompetensi dasar.
ii.
Analisis struktur isi pada materi pokok
Dari materi
pokok dapat dianalisis struktur isinya yang meliputi fakta, konsep, dan prinsip
serta prosedur. Cara yang paling mudah untuk menentukan struktur isi pada
materi pokok yang akan dibelajarkan adalah dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada materi pokok.
v Ranah Afektif
Materi
Pelajaran yang sesuai untuk ranah afektif ditentukan berdasarkan perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi,
dan cara penyesuaian diri. Dengan demikian, jenis materi yang sesuai untuk
ranah afektif meliputi rasa dan penghayatan, seperti pemberian respon,
penerimaan, internalisasi, dan penilaian.
v Ranah Psikomotor
Materi
Pelajaran yang sesuai untuk ranah psikomotor ditentukan berdasarkan perilaku
yang menekankan aspek keterampilan motorik.
c.
Penentuan cakupan Materi Pelajaran
Dalam
menentukan cakupan atau ruang lingkup Materi Pelajaran harus memperhatikan
apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek
afektif, ataukah aspek psikomotor,
karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka
tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media
pembelajaran yang berbeda-beda.
Selain
memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu
digunakan dalam menentukan cakupan Materi Pelajaran yang menyangkut keluasan
dan kedalaman materinya. Keluasan cakupan materi berarti
menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu
Materi Pelajaran. Kedalaman materi menyangkut rincian konsep-konsep yang
terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.
Sebagai contoh,
Pendidikan Agama Islam dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA, juga di perguruan
tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut
akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan Pendidikan
Agam Islam yang dipelajari dan semakin
detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan SMP dipelajari secara Garis
Besar saja Di SMA secara dtail mulai dipelajari dan di perguruan tinggi lebih
di perdalamkan lagi
d.
Urutan
Materi Pembelajaran
Urutan
penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan
yang tepat, jika di antara beberapa materi
pembelajaran mempunyai hubungan
yang bersifat prasyarat (prerequisite)
akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan
mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik
akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum
dipelajari.
Materi
Pelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat
diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan
hierarkis.
1. Pendekatan prosedural.
Urutan
Materi Pelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut
sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya
langkah-langkah: dalam bersuci, dalam shalat , dan sebagainya.
2. Pendekatan hierarkis
Urutan
Materi Pelajaran secara hierarkis menggambarkan
urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah.
Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari
materi berikutnya.
4. Penentuan Sumber Belajar
Berbagai
sumber belajar dapat digunakan untuk mendukung
Materi Pelajaran tertentu.
Penentuan tersebut harus tetap mengacu pada setiap standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan.
Beberapa jenis
sumber belajar antara lain:
1.
buku
2.
laporan hasil penelitian
3.
jurnal
(penerbitan hasil penelitian dan
pemikiran ilmiah)
4.
majalah ilmiah
5.
kajian pakar bidang studi
6.
karya profesional
7.
buku kurikulum
8.
terbitan
berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
9.
situs-situs Internet
10. multimedia (TV, Video, VCD, kaset
audio, dsb)
11.
lingkungan
(alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
12.
narasumber
Perlu diingat
bahwa tidaklah tepat jika seorang guru hanya bergantung pada satu jenis sumber
sebagai satu-satunya sumber belajar. Sumber Belajar adalah rujukan, artinya
dari berbagai sumber belajar tersebut seorang guru harus melakukan analisis dan
mengumpulkan materi yang sesuai untuk dikembangkan dalam bentuk bahan ajar. Di
samping itu, kegiatan pembelajaran
bukanlah usaha mengkhatamkan (menyelesaikan) keseluruhan isi suatu buku,
tetapi membantu peserta didik mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru
menggunakan sumber belajar maupun Bahan Ajar secara bervariasi,
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Analisis adalah penguraian suatu
pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan. Materi Pelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak
terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa
yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan
bahwa Materi Pelajaran (instructionalmaterials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan.
Materi Pelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai
sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya,
materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang
benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta tercapainya indikator .
DAFTAR PUSTAKA
Ngalim, Muhammad Purwanto : 1992 “
Prinsip-prinsip dan teknik evaluasipengajaran”, Bandung : PT. Rosda Karya
Uzer, Muhammad Usman dan Lilis
setiawati : 1993, “ Upaya optimalisasi kegiatanbelajar Mengajar”,
Bandung : PT. Rosda Karya
Lukmanul Hakim:2007 “ Perencanaan
Pembelajaran”, CV.Wacana Prima
Langganan:
Komentar (Atom)